Pelabuhan Tanjung Emas merupakan cabang Pelabuhan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero).
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) sendiri merupaka Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam sektor perhubungan yang diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola Pelabuhan Umum pada 7 wilayah provinsi yang meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Pelabuhan Indonesia III yang menjalankan bisnis inti sebagai penyedia fasilitas jasa kepelabuhanan, memiliki peran kunci untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran angkutan laut, sehingga dengan tersedianya prasarana transportasi laut yang memadai tersebut akan mampu menggerakkan dan menggairahkan kegiatan ekonomi negara dan masyarakat.
SEMARANG � PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas Semarang mempercepat pembangunan empat cluster sistem polder senilai Rp180 miliar, guna mengatasi permasalahan banjir rob yang mengganggu aktivitas pengguna jasa pelabuhan.
SEMARANG : PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas Semarang saat ini mulai melakukan pengerjaan fisik pembangunan sistem polder senilai Rp180 miliar guna mengatasai permasalahan rob yang menghambat aktivitas pelabuhan dan ditargetkan selesai pada 2014.
SEMARANG � Pembangunan polder di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang mulai direalisasikan PT Pelindo. Polder senilai Rp180 miliar itu untuk mengatasi rob dan banjir yang selama ini menghambat aktivitas pengguna jasa pelabuhan.
PRESS RELEASE
SEMARANG � Untuk menanggulangi naiknya permukaan air laut, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Emas mulai membangun sistem polder. Hal ini dilatarbelakangi oleh terhambatnya aktivitas yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas.
Dalam dekade terakhir, pertumbuhan lalu lintas barang barang, khususnya transportasi laut, terus menunjukkan pertumbuhan. Tidak hanya lalu lintas dalam negeri, pergerakan barang dari dan menuju ke luar negeri juga bertambah banyak. Hal itu menjadikan kapasitas pelabuhan semakin terbatas sehingga menuntut pengembangan prasarana, baik dermaga, kolam, maupun infrastruktur penunjang lainnya.